Senin, 03 Agustus 2009

Menarik mundur kumparan Waktu

Berjalan di pematang sawah,.....tanganku bermain main di pucuk tanaman padi yang mulai menguning,....| ..dari selatan angin menghembus semilir,....menerpa di sebelah sana kembang kembang tebu yang semampai.Tak jera mata di hidangi dengan pemandangan ini,.....burung burung cicit, bermain dengan teman sebayanya ,entah mungkin juga dengan induknya , terbang merendah dan sesaat juga singgah di atas gundukan , kemudian terbang lagi sembari menggigit kuat kuat cacing tanah yang baru saja di dapatnya.....|...
Tak jauh dari tempatku berdiri , gemericik air sungai mengalun seperti tabuan , mungkin hanya serangga yang terganggu akan riuh suaranya,
tapi ? bukannya udang udang dan ikan cucut itu senang dengan gerakan air yang meliuk ,dan berkelok kelok itu ?Embun
mereka begitu menikmati.
Dan.. lihat !.. anak puyuh yang belajar jauh dari ibunya itu juga berdiri tenang di tepian anak sungai itu ! jangan diganggu,....anak puyuh itu sedang bermain air yang meloncat loncat karena menerpa bebatuan ,...dan terpaan sinar mentari dengan alami menciptakan warna warni pelangi kecil di antara rumput putri malu, yang tidak asing dengan suara langkahku, pasti rumput rumput itu telah bersiap siap dan...benar saja,sesaat ketika aku menyentuh dahan kering di dekatnya ,secara tidak langsung menggoyang tangkainya ,dan..putri malu melipatkan dedaunannya. Ku letakkan ujung ujungnya di telapak tanganku, berharap agar ia mau membuka matanya..tapi tetap saja menutup rapat rapat, dan itu terjadi sampai beberapa saat , ketika di rasa cukup aman bagi putri malu untuk menari lagi.
aku serasa sangat kecil dan bahagia di sini ...,semua secara alamiah menghiburku..riang aku di tempat ini ..,nanti saat matahari mulai merayap di ufuk barat,pemandangan lain dengan warna yang berbeda juga secara sukarela membentang memberikan keindahan ...
Sahabat ...kemarilah..akan kutunjukkan padamu ..sebuah waktu yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan saat ini . Berbeda ...karena semua telah berubah ...,tinggal gemericik air sungai,dan desiran angin di pematang sawah ini yang tak akan pernah berubah .

Sabtu, 01 Agustus 2009

Sejenak di Desa

Obrolan kota di sisi penat bawa aku dan ayahku menyusuri jalanan renta
ditemani ukiran di langit senja
mengamit langkah bersusah payah

Kami lewati sungai dengan jembatan berpayung
jika hujan selalu banyak pengunjung
cerminan sekitarku yang terlupa
sebab kami
punya satu rumah saja

Junjungan tinggi di atas pribadi
sekedar mencari-cari
lalu debu adalah tanah
dan aku memetik jeruk bersama ayah
bersiul indah

Di bilik bambu dunia malam mengintipku
seperti puteri balutan seni

Di tanah subur benih-benih kehidupan
pinta butiran bening sebagai teman perjalanan

Di tarian sungai tenang
ikan-ikan mengajakku berenang

Di lembut belaian angin
burung-burung membawaku terbang
dingin

Aku bertemu kening kenangan
saat sinar rembulan kalah oleh pancaran minyak tanah
lewat sumbu-sumbu kain perca

Itulah desaku
tempat buku pertama ayahku ditulis

Ditulis
bukan diketik