Sabtu, 07 November 2009

Keputusan Sepenuh Hati

Dalam Kontemplasi Semalam ,akhirnya ku temukan rentetan narasi.Belum waktunya aku untuk pulang kekampung halaman.Aku belum siap untuk itu.Disini harus ku ubah kalimatnya,hidup di kota yang semula penuh kesengsaraan bathin,ku ubah menjadi penuh tantangan.Bekalnya adalah IMPROVISASI berbasis keyakinan akan sebuah kebenaran.bahwa
"urip iku ngunduh wohing pakerti ( hidup itu adalah menuai apa yang kita tanam).Embun
Bila buruk yang kita sebar,maka tumbuhlah keburukan itu.Sebaliknya ,bila welas asih,empati dan sympati,maka begitu juga yang kita dapatkan.Capek mana yang lebih membawa energi positif ? Capek hidup apa adanya ! atau Capek hidup Semestinya ?!...,semua harus dijalankan sesuai NARASI yang kita buat.Narasi yang memudahkan kita untuk BERIMPROVISASI.Bukan Narasi yang membingungkan ,apalasi narasi yang ngawur.Susunan kalimat kehidupan yang "nyambung"dan nggak ngaco.Sebisanya bermakna lugas dan jelas,membuat kalimat yang tidak beranak pinak.Akan lebih baik belajar lagi menyambungkan kata mutiara dan wise word dari pada orang bijak,atau jika itu terlalu formal dan lebay,cobalah dengan riang dan sedikit ceria dengan berpantun.hhhh...jalan hidup ini ,memang skenarionya tidak bisa datar datar saja,harus seperti pelangi.KONTEMPLASI ku ini akan sangat tidak berarti ,apabila emosi dan ambisi lebih dominan saat dalam kepenatan.Siapapun orangnya,ku yakin jika telah mampu menguasai Hati dan Fikirannya dalam tataran dingin dan hening,maka ia akan seindah bulir embun pagi,yang selalu bisa hinggap di jenis daun apapun,bahkan daun yang kering sekalipun.

3 komentar:

thya mengatakan...

nikmati hiduupp :) let ot flow, jangan dianggap beban, setujuh saya ituu ^^

ijal mengatakan...

lets live our life :-)

SeNjA mengatakan...

setuju,...

jalani saja,nikmati saja,rasakan dan hirup udaramu...

lakukan smua dgn hati, suka duka itu lumrah saja.
hanya berbagi sahabat...

salam kenal ya...